Tenggelam dalam jiwa..yang penuh dosa..
ku melangkah..di remang kegelapan..
ku hentakkan sebuah..nada yang hampa..
dan ritual..tarian kematian..
Tentaaangg..kehidupan..manusia..yang penuh dosa..
yang ada..di dalam jiwa..
ku melangkah..dalam gelap kehidupan..
ku membawa..setangkai bunga dan doa..
ku taburkan..ke liang kuburmu yang hampa..
mengucap doa..semoga kau abadi di sana..
Tertimbun tanah..kesunyian..
yang akan..memberimu..
siksa..dalam kubur..
supaya..dirimu tahu
Jangan pergi..kembalilah kau..
agar aku..mendapat surga..
kembalilah..jangan pernah..
menemui..ku pasti akan tiba..
Ter..timbun tanah..kesucian..
yang akan..memberimu..
siksaan..dalam kubur..
menjerat..deritamu..
ku melangkah..dalam gelap kehidupan..
ku membawa..setangkai bunga dan doa..
ku taburkan..ke liang kuburmu yang hampa..
mengucap doa..semoga kau abadi di sana..
ku melangkah..dalam gelap kehidupan..
ku membawa..setangkai bunga dan doa..
ku taburkan..ke liang kuburmu yang hampa..
mengucap doa..semoga kau abadi di sana..
tertimbun tanah..membawa..suaraa..
Rabu, 28 Maret 2018
Aku Terdiam Diantara Jutaan DUsta
Di Tepian Luka Aku Berdiri
Diantara Ribuan Siksa
Dihadapan Duka
Angkara Murka...
Terhujam Nafsu Tersapa Hampa
Disini Aku Bertahan
Berselimut Luka Berbalut Lara
Menanti Hari Disaat Aku Terbebas
Dari Ribu Dendam
Diantara Lidah Yang Mengelu
Kurajut Air Untuk Menawan Api
Biarlah Kepak Sayap Iblis Meraja
Kurengkuh Surga Kutelan Neraka
Dari Ribu Dendam
Dan Hancurlah Segala Asa
Dan Kini Aku Meronta
Dan Pergilah Bersama Kemunafikan
Yang Membutakan
Angkara Murka
Di Tepian Luka Aku Berdiri
Diantara Ribuan Siksa
Dihadapan Duka
Angkara Murka...
Terhujam Nafsu Tersapa Hampa
Disini Aku Bertahan
Berselimut Luka Berbalut Lara
Menanti Hari Disaat Aku Terbebas
Dari Ribu Dendam
Diantara Lidah Yang Mengelu
Kurajut Air Untuk Menawan Api
Biarlah Kepak Sayap Iblis Meraja
Kurengkuh Surga Kutelan Neraka
Dari Ribu Dendam
Dan Hancurlah Segala Asa
Dan Kini Aku Meronta
Dan Pergilah Bersama Kemunafikan
Yang Membutakan
Angkara Murka
Hilang semua laguku
Terhapus semua suaraku
Percuma semua usahaku
Hanya karena ketololanmu
Kau coba usik hidupku
Coba uji kesabaranku
Kau pancing emosiku
Menyalakan amarahku
Tanamkan kebencianku
Akan kuakhiri hidupmu
Bangkitkan terus bangkitkan
Sisi lain diriku
Bangkitkan terus bangkitkan
Naluri binatangku
Nista
Maja
Utama
Kaopatna siksa
Kalima podaran....
Kau Jemput Ajalmu!
Bagiku kau hanya
Sebuah wayang tanpa dalang
Pilih yang engkau mau,
Sebut yang engkau suka
Pedang atau parangku?
Bagiku kau hanyalah
Seekor lalat diatas tai
Sebut nama ibumu, sebut nama bapakmu
Kuburanmu telah tergali
Pilih pilih, pilih kelir acak corak
Mati dipilr atau ditembak
Tinggal pilih, pilih kelir acak corak
Pilih dibacok atau di gorok
Bulat sudah tekadku
Tak kan ragu untuk membunuhmu
Maut tak mencarimu
Tapi kau mencarinya
Dan iblis kini terus bisikan seuntai kata
Bunuh saja, Bunuh saja
Bunuh saja, Bunuh saja
Andaikan saja aku tak ingat pada Nya
Mungkin saja kini kau telah mati
Kata kata indah terakhir
Kupersembahkan untukmu :
TAI!!! TAI!!!
Terhapus semua suaraku
Percuma semua usahaku
Hanya karena ketololanmu
Kau coba usik hidupku
Coba uji kesabaranku
Kau pancing emosiku
Menyalakan amarahku
Tanamkan kebencianku
Akan kuakhiri hidupmu
Bangkitkan terus bangkitkan
Sisi lain diriku
Bangkitkan terus bangkitkan
Naluri binatangku
Nista
Maja
Utama
Kaopatna siksa
Kalima podaran....
Kau Jemput Ajalmu!
Bagiku kau hanya
Sebuah wayang tanpa dalang
Pilih yang engkau mau,
Sebut yang engkau suka
Pedang atau parangku?
Bagiku kau hanyalah
Seekor lalat diatas tai
Sebut nama ibumu, sebut nama bapakmu
Kuburanmu telah tergali
Pilih pilih, pilih kelir acak corak
Mati dipilr atau ditembak
Tinggal pilih, pilih kelir acak corak
Pilih dibacok atau di gorok
Bulat sudah tekadku
Tak kan ragu untuk membunuhmu
Maut tak mencarimu
Tapi kau mencarinya
Dan iblis kini terus bisikan seuntai kata
Bunuh saja, Bunuh saja
Bunuh saja, Bunuh saja
Andaikan saja aku tak ingat pada Nya
Mungkin saja kini kau telah mati
Kata kata indah terakhir
Kupersembahkan untukmu :
TAI!!! TAI!!!
Selasa, 27 Maret 2018
kematian dan kebencian
Kau takkan bisa berdiri dikala jiwamu mati
Janganlah menjadi pribadi yang penuh benci
Lupakan, musnahkan, semua yang jadi penghalang
Yakinkan dirimu, hancurkan semua egomu
Kematian pembuka gerbang di dunia sana
Semua bercampur menjadi satu jiwa
Malaikat berperang melawan iblis jahanam
Seperti manusia melawan hawa nafsunya
Telah terangkai sudah, Tersusun semua untuk mereka, Wahai manusia
Semua menjadi satu rahasia
Jeritan nada
Nada terluka.
Hidup penuh kebencian membawa kehancuran
Tangisan-tangisan membawa satu dendam
Terkubur membeku tanpa adanya balasan
Sehingga dirimu mati dalam kebencian
Kau takkan bisa berdiri dikala jiwamu mati
Janganlah menjadi pribadi yang penuh benci
Lupakan, musnahkan, semua yang jadi penghalang
Yakinkan dirimu, hancurkan semua egomu
Kematian pembuka gerbang di dunia sana
Semua bercampur menjadi satu jiwa
Malaikat berperang melawan iblis jahanam
Seperti manusia melawan hawa nafsunya
Telah terangkai sudah, Tersusun semua untuk mereka, Wahai manusia
Semua menjadi satu rahasia
Jeritan nada
Nada terluka.
Hidup penuh kebencian membawa kehancuran
Tangisan-tangisan membawa satu dendam
Terkubur membeku tanpa adanya balasan
Sehingga dirimu mati dalam kebencian
Sunset di tanah anarki
Andaiku malaikat, kupotong sayapku dan rasakan perih di dunia bersamamuPerang kan berakhir, cinta kan abadi, di tanah anarki romansa terjadi
Desing peluru tak bertuan, hari-hari yang tak benderangSetiap detik nyawa ini kupertahankan untukmuAlasanku ada di sini, dan parasmu yang kurindukanDi neraka kan kumenangkan, hariku bersamamu
Dalam gelisahku menunggu, berita tentang gerilyamuSemerbak rindu kuasai udara panas iniSepucuk surat telah tiba, dan senja pun ikut berdebarKalimat indah dan kisahmu tentang perang dan cinta
Kubasuh luka dengan air mataOh hatimu beku, serta jiwamu yang lelahTak henti lawan dunia dengan mimpi besar untuk cintaDan jalanmu tuk pulang, di ujung waktu kan ada cahayaItulah aku, raihlah mimpimu
Andaiku malaikat, kupotong sayapku dan rasakan perih di dunia bersamamuPerang kan berakhir, cinta kan abadi, di tanah anarki romansa terjadi
Desing peluru tak bertuan, hari-hari yang tak benderangSetiap detik nyawa ini kupertahankan untukmuAlasanku ada di sini, dan parasmu yang kurindukanDi neraka kan kumenangkan, hariku bersamamu
Dalam gelisahku menunggu, berita tentang gerilyamuSemerbak rindu kuasai udara panas iniSepucuk surat telah tiba, dan senja pun ikut berdebarKalimat indah dan kisahmu tentang perang dan cinta
Kubasuh luka dengan air mataOh hatimu beku, serta jiwamu yang lelahTak henti lawan dunia dengan mimpi besar untuk cintaDan jalanmu tuk pulang, di ujung waktu kan ada cahayaItulah aku, raihlah mimpimu
Sabtu, 24 Maret 2018
Kita adalah belati
Sunset ditanah anarki kian mencekam
Dan sayap patah terbang tertatih bersamanya
Hari ini setan bersyukur memanjatkan doa"nya
Untuk dunia tanpa pelangi
Mawar merah menghitam tega bunuh asmara ketika cinta tenggelam q kan mewarnainya
Hari ini malaikat pergi dan tak akan pernah kembali dan kita adalah belati
*
Bertarung lepas tiada henti .. Woy woy
Menancap keras didada..
Reff#
Kita belati kita adalah belati tak sempurna jauh dari merdeka
Kita bernyanyi belati ini abadi tak berhenti takkan pernah berhenti
Bagai sang gerhana menghalangi sang surya
Semuanya terbakar didalam dinginnya dosa
Hari para pencari kan temukan jawaban.. Karna kita adalah belati
*
Bertarung lepas tiada henti.. Woy woy
Menancap keras didada....
Back to reff
Gemuruh senja menghilang esok kan datang gemilang
Percayalah cinta akan menang
Kesetiaan yang tak terpatahkan..
Kan membawamu terbang bersamaaa..
Belati ini kan slalu abadi
Belati ini tak kan pernah mati
Belati ini kan slalu disini
Lelah sudah tersingkirkan
Sunset ditanah anarki kian mencekam
Dan sayap patah terbang tertatih bersamanya
Hari ini setan bersyukur memanjatkan doa"nya
Untuk dunia tanpa pelangi
Mawar merah menghitam tega bunuh asmara ketika cinta tenggelam q kan mewarnainya
Hari ini malaikat pergi dan tak akan pernah kembali dan kita adalah belati
*
Bertarung lepas tiada henti .. Woy woy
Menancap keras didada..
Reff#
Kita belati kita adalah belati tak sempurna jauh dari merdeka
Kita bernyanyi belati ini abadi tak berhenti takkan pernah berhenti
Bagai sang gerhana menghalangi sang surya
Semuanya terbakar didalam dinginnya dosa
Hari para pencari kan temukan jawaban.. Karna kita adalah belati
*
Bertarung lepas tiada henti.. Woy woy
Menancap keras didada....
Back to reff
Gemuruh senja menghilang esok kan datang gemilang
Percayalah cinta akan menang
Kesetiaan yang tak terpatahkan..
Kan membawamu terbang bersamaaa..
Belati ini kan slalu abadi
Belati ini tak kan pernah mati
Belati ini kan slalu disini
Lelah sudah tersingkirkan
Minggu, 18 Maret 2018
Tak terbiasa aku hidup tanpamu
Sepi rasanya dunia ini tanpa hadirmu
Termenung sendiri mengingat canda tawamu
Mengingat semua keluh kesahmu
Sepi rasanya dunia ini tanpa hadirmu
Termenung sendiri mengingat canda tawamu
Mengingat semua keluh kesahmu
Tak ada kata lain selain rindu untukmu
Merindumu adalah makanan sehari-hariku
Menangis kala ku ingat senyum manis mu
Sedih rasanya hati ini mengingat tingkah lakuku
Disini aku kan selalu berdoa untukmu
Berdoa supaya engkau ada disisinya
Ditempat yang paling indah disana
Selalu akan ku doakan yang terbaik
Ku mencintaimu ibu
Selalu mencintaimu
Tersimpan kokoh dalam hati
Tak akan pernah terganti
@tony_zha
Merindumu adalah makanan sehari-hariku
Menangis kala ku ingat senyum manis mu
Sedih rasanya hati ini mengingat tingkah lakuku
Disini aku kan selalu berdoa untukmu
Berdoa supaya engkau ada disisinya
Ditempat yang paling indah disana
Selalu akan ku doakan yang terbaik
Ku mencintaimu ibu
Selalu mencintaimu
Tersimpan kokoh dalam hati
Tak akan pernah terganti
@tony_zha
Aku merindukanmu.
Aku merindukan segala hal menyenangkan yang biasa kita lakukan.
Aku rindu suara tawamu saat menyelimuti aku menjelang tidur.
Aku rindu ciuman dan pelukanmu.
Aku ingin mendengar lagi kau menyatakan rasa sayang pada anak-anak dan keluargamu.
Katamu, seandainya mungkin, kau tidak mau meninggalkan kami.
Setiap malam aku serasa melihat dan mendengar suaramu, tapi itu hanyalah perasaanku .
Ibu, aku tahu kau bisa mendengar dan melihat segala yang kukatakan dan kulakukan.
Kadang kadang aku ingin menangis, tapi kucoba menahan diri.
Ibu, aku menyayangimu setulus hatiku.
Kasih sayangmu tertanam sungguh dalam di hatiku.
Kalau saja aku bisa melihatmu sekali lagi. kalau saja kau tidak berpulang meninggalkan kami.
Aku berjanji untuk akan selalu menyayangimu seumur hidup ku.
@tony_zha
Bulan dan kesatria
Jejak dendam perih meraksasa di angkasa
Akan cinta yang besar dan terhalang durjana
Manusia melacurkan diri di istana
Namun tak demikian dengan Bulan Ksatria
Kekuatan cinta kan beri dia mahkota
Bulan merana jingga hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di detik ini cinta adalah kebenaran
Tinggi menjulang, menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini Bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya tlah hilang
Derap kuda Ksatria gagah dekati surga
Walau neraka berjanji tuk menghabisinya
Di pintu istana Bulan merajah hatinya
Tuk tinggalkan raja, hakim dan khianat semesta
Kekuatan cinta kan beri dia mahkota
Bulan merana jingga hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di detik ini cinta adalah kebenaran
Tinggi menjulang, menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini Bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya tlah hilang
Menuju kemenangan, dan cinta dikumandangkan
Menuju kata hati, dan terbakarlah semua kebencian
Jejak dendam perih meraksasa di angkasa
Akan cinta yang besar dan terhalang durjana
Manusia melacurkan diri di istana
Namun tak demikian dengan Bulan Ksatria
Kekuatan cinta kan beri dia mahkota
Bulan merana jingga hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di detik ini cinta adalah kebenaran
Tinggi menjulang, menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini Bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya tlah hilang
Derap kuda Ksatria gagah dekati surga
Walau neraka berjanji tuk menghabisinya
Di pintu istana Bulan merajah hatinya
Tuk tinggalkan raja, hakim dan khianat semesta
Kekuatan cinta kan beri dia mahkota
Bulan merana jingga hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di detik ini cinta adalah kebenaran
Tinggi menjulang, menembus peradaban
Melewati waktu melawan pembenaran
Dan kini Bulan menantikan gemilang
Tangis, air matanya tlah hilang
Menuju kemenangan, dan cinta dikumandangkan
Menuju kata hati, dan terbakarlah semua kebencian
Belati Tuhan
By : S I D
Menebas terali terkurung api
Terlahir telanjang tanpa senjata
Meradang meluka dirantai dogma
Memanggil badai runtuhkan kekang
Berderap serentak tanpa seragam
Tak pernah henti berkarat
Kamilah kutukan peradaban
Kamilah suara yang terlupakan
Kamilah bayang sempurna yang tak pernah kau temukan!
Gerinda tirani libas persepsi
Lukisan hidup berkanvas hitam
Vandalis sejati dan malaikatnya
Yang mati tertikam belati Tuhan
By : S I D
Menebas terali terkurung api
Terlahir telanjang tanpa senjata
Meradang meluka dirantai dogma
Memanggil badai runtuhkan kekang
Berderap serentak tanpa seragam
Tak pernah henti berkarat
Kamilah kutukan peradaban
Kamilah suara yang terlupakan
Kamilah bayang sempurna yang tak pernah kau temukan!
Gerinda tirani libas persepsi
Lukisan hidup berkanvas hitam
Vandalis sejati dan malaikatnya
Yang mati tertikam belati Tuhan
Rabu, 07 Maret 2018
belajar vokal secara otodidak
Tips Belajar Vocal untuk Pemula Secara Otodidak
KelasMusik.Com - Dalam dunia tarik suara ada beberapa hal yang wajib dilakukan untuk mendapatkan suara indah, merdu dan powerful. Oleh sebab itu dibutuhkan teknik belajar vocal yang baik. Berbekal teknik-teknik dasar belajar vocal maka lama kelamaan kemampuan mengolah vocal dapat terasah sehingga suara yang ‘bulat’ bisa dimiliki.
Ketika sedang bernyanyi seseorang harus mengetahui tinggi rendahnya nada sehingga tercipta keselarasan antara nada dan suara. Untuk melatih vocal sekaligus membentuk karakter vocal terlebih dulu harus menguasai teknik pernafasan yang baik. Disamping itu dengan latihan vocal membuat sesorang juga lebih peka dengan jenis nada-nada rendah maupun nada-nada tinggi terutama jika diiringi dengan alat musik. Belajar vocal juga bermanfaat untuk melatih intonasi serta keselarasan suara, sehingga tercipta harmonisasi antara nada, suara, dan alat musik yang mengiringi.
Bagi yang ingin belajar vocal secara otodidak, berikut tips belajar vocal untuk pemula yang harus diperhatikan.
Belajar Vocal dengan Teknik Pernafasan
Teknik pernafasan adalah bagian terpenting dari beberapa tips belajar vocal untuk pemula. Untuk melatih pernafasan mulailah dengan menghirup udara dalam-dalam, tahan hingga 3-10 detik kemudian hembuskan sedikit demi sedikit. Intinya ambil nafas sebanyak dan secepat mungkin lalu keluarkan perlahan-lahan dengan waktu se-lama mungkin. Teknik pernafasan sendiri dibagi menjadi 3 jenis yaitu: pernafasan dada, pernafasan perut, dan pernafasan diafragma.
Untuk belajar vocal yang baik biasanya menggunakan teknik pernafasan perut dan pernafasan diafragma. Teknik pernafasan perut berguna untuk melatih organ pernafasan pada organ tubuh bagian belakang, sementara pernafasan diafragma sangat efektif untuk mengolah nada atau suara yang panjang dan melengking. Kedua teknik pernafasan ini harus dilatih terus-menerus sehingga baik nada-nada rendah maupun nada-nada tinggi bisa diolah dengan baik.
Pengucapan kata yang Baik dan Benar (Artikulasi)
Tips belajar vocal untuk pemula tidak hanya fokus pada teknik pernafasan saja namun melatih pengucapan kata (artikulasi) yang baik dan benar juga penting untuk dipelajari. Mulailah dengan latihan mengucapkan kata yang mudah dibaca dengan jelas lalu lanjutkan dengan kata-kata yang rumit. Ucapkan dengan kecepatan rendah, sedang, hingga kecepatan tinggi. Hal ini penting supaya tidak terjadi kesalahan artikulasi ketika menyanyikan lagu, baik lagu dengan tempo cepat atau lambat.
Melatih Kekuatan Suara
Melatih kekuatan suara ada hubungannya dengan teknik pernafasan. Intinya jika pernafasan sudah bagus dan benar maka kekuatan suara yang maksimal mudah dilakukan. Yang harus diingat, kekuatan suara bukan berasal dari teriakan yang keras namun dari suara yang jelas dan terdengar jernih. Cara melatih kekuatan suara secara sederhana namun efektif yaitu dengan meniup lilin dari jarak sekitar 1,5 meter sampai padam. Cara ini harus dilakukan sekurang-kurangnya 20-30 kali sehari hingga suara yang powerful dapat dikuasai.
Pemanasan
Sebelum melakukan beberapa tips belajar vocal untuk pemula diatas ada baiknya diawali dengan pemanasan standar. Caranya dengan menggerakkan anggota badan mulai dari kepala hingga ujung kaki. Pemanasan ini selain berguna untuk menjaga kondisi tubuh juga mampu membuat tubuh lebih lentur. Pemanasan berikutnya yang bisa dilakukan yaitu dengan berolahraga ringan.
Suara akan mengalami masalah apabila tubuh tidak sehat, jadi tips belajar vocal untuk pemula diatas harus dilakukan secara teratur untuk hasil yang optimal. Disamping itu juga harus dibarengi dengan istirahat yang cukup dan mengonsumsi makanan sehat. Untuk hasil yang lebih cepat kurangi makanan dan minuman seperti es, gorengan, junk food, atau segala macam makanan berlemak. Ingat belajar vocal butuh kerja keras dan kesabaran jadi hasilnya tidak bisa terlihat secara instant.
Minggu, 04 Maret 2018
Serpihan surga
Kujejakkan langkah kaki ku menapak tanah,
Menyisir bebatu tajam yang hiasi jalan bumi ku
Sesekali debu kotor jalanan menerpa kulit pucat wajahku
Bersama matahari hangat yang membakar kesusahanku...
Disepanjang jalan, aku disapa dengan kemunafikan
Langkah langkahku seirama dengan penghianatan yang mereka tawarkan
Aku merintih, tapi tak lagi diperdulikan
Aku menangis, tapi tak lagi diperhatikan..
Bahkan teriakan yang hampir memutuskan pita suaraku pun , tak lagi di dengar oleh mereka
Aku...yang katanya adalah bersaudara dengan mereka
Tapi kesakitanku menjadi hiburan bagi keangkuhan mereka..
Aku...yang katanya bagian dari mereka
Tapi harapanku dipupuskan oleh ke egoisan mereka..
Inikah kemerdekaanku?
Inikah negeriku?
Negeri yang katanya serpihan surga, tapi mereka mematahkan sayap sayap malaikatnya.
Negeri yang katanya sejahtera, tapi mereka tak perduli pada sesamanya.
Aku terdiam...
Mencoba menikmati setiap kesakitan yang mereka tawarkan.
Tak mampu aku melawan
Bahkan sekedar berkata pun tidak.
Sudah terlalu remuk sayap sayap malaikat surga itu mereka hancurkan...
Sudah terlalu dalam kesakitan itu mereka tanamkan...
Kemudian , kembali mereka berkata lembut menggiurkan...
""Kita ini bersaudara""
""Kalian adalah bagian dari kita""
Menyedihkan....
Mereka memperlakukan ""saudara"" mereka lebih hina dari sampah yang mereka buang.
Inilah negeri ku...
Serpihan surga yang hanya menawarkan derita dan air mata."
Kujejakkan langkah kaki ku menapak tanah,
Menyisir bebatu tajam yang hiasi jalan bumi ku
Sesekali debu kotor jalanan menerpa kulit pucat wajahku
Bersama matahari hangat yang membakar kesusahanku...
Disepanjang jalan, aku disapa dengan kemunafikan
Langkah langkahku seirama dengan penghianatan yang mereka tawarkan
Aku merintih, tapi tak lagi diperdulikan
Aku menangis, tapi tak lagi diperhatikan..
Bahkan teriakan yang hampir memutuskan pita suaraku pun , tak lagi di dengar oleh mereka
Aku...yang katanya adalah bersaudara dengan mereka
Tapi kesakitanku menjadi hiburan bagi keangkuhan mereka..
Aku...yang katanya bagian dari mereka
Tapi harapanku dipupuskan oleh ke egoisan mereka..
Inikah kemerdekaanku?
Inikah negeriku?
Negeri yang katanya serpihan surga, tapi mereka mematahkan sayap sayap malaikatnya.
Negeri yang katanya sejahtera, tapi mereka tak perduli pada sesamanya.
Aku terdiam...
Mencoba menikmati setiap kesakitan yang mereka tawarkan.
Tak mampu aku melawan
Bahkan sekedar berkata pun tidak.
Sudah terlalu remuk sayap sayap malaikat surga itu mereka hancurkan...
Sudah terlalu dalam kesakitan itu mereka tanamkan...
Kemudian , kembali mereka berkata lembut menggiurkan...
""Kita ini bersaudara""
""Kalian adalah bagian dari kita""
Menyedihkan....
Mereka memperlakukan ""saudara"" mereka lebih hina dari sampah yang mereka buang.
Inilah negeri ku...
Serpihan surga yang hanya menawarkan derita dan air mata."
Sabtu, 03 Maret 2018
MAAFKAN AKU, IBU
Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu
Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Puisi Ibu Sedih – UNTUK IBU
UNTUK IBUOleh Putra Fana
Ibu…
Maaf jika aku selalu membuatmu sakit selama 9 bulan berada di perutmu
Ibu…
Maaf jika aku selalu menangis saat aku lapar dan haus
Ibu…
Maaf jika aku selalu merepotkanmu disaat aku belajar berjalan
Ibu…
Terima kasih selalu mendengarkan ocehanku saat aku mulai bisa berbicara
Ibu…
Maaf jika aku selalu membuatmu sakit selama 9 bulan berada di perutmu
Ibu…
Maaf jika aku selalu menangis saat aku lapar dan haus
Ibu…
Maaf jika aku selalu merepotkanmu disaat aku belajar berjalan
Ibu…
Terima kasih selalu mendengarkan ocehanku saat aku mulai bisa berbicara
Ibu…
Aku kini telah menjadi dewasa
Maaf jika aku tak pernah ada waktu untukmu
Maaf jika aku membuatmu merasa kesepian tanpa perhatian dariku
Aku pun tak pernah bisa membalas semua kasih sayangmu sejak aku di kandunganmu
Sampai akhirnya aku tersadar kau telah tiada
Maaf jika aku tak pernah ada waktu untukmu
Maaf jika aku membuatmu merasa kesepian tanpa perhatian dariku
Aku pun tak pernah bisa membalas semua kasih sayangmu sejak aku di kandunganmu
Sampai akhirnya aku tersadar kau telah tiada
Aku selalu berdoa untukmu ibu
Orang yang selalu mencintaiku dgn tulus
Tak pernah aku menyesal hidup dari rahim mu
Dengan cinta dan kasihmu aku tumbuh dewasa seperti ini
Orang yang selalu mencintaiku dgn tulus
Tak pernah aku menyesal hidup dari rahim mu
Dengan cinta dan kasihmu aku tumbuh dewasa seperti ini
PULANGLAH IBU
Tubuhmu kaku…
Matamu kaku…
Mulutmu membisu…
Nafasmu terhenti sudah…
Matamu kaku…
Mulutmu membisu…
Nafasmu terhenti sudah…
Aku tahu…
Ibu telah pergi ke alam sana…
Yang tak pernah ada dalam bayanganku…
Juga ku dengar bisikan…
Ibu telah pergi ke alam sana…
Yang tak pernah ada dalam bayanganku…
Juga ku dengar bisikan…
Oh Ibu…
Tak lama ibu telah terkubur ditanah merah…
Hanya sendiri…
Dukaku ibu pasti tau menjalar sekujur tubuh…
Biarlah ibu pulanglah dengan tenang.
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…
Ibu….
Aku sayang padamu…
Tuhanku…
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…
Tak lama ibu telah terkubur ditanah merah…
Hanya sendiri…
Dukaku ibu pasti tau menjalar sekujur tubuh…
Biarlah ibu pulanglah dengan tenang.
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…
Ibu….
Aku sayang padamu…
Tuhanku…
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…
Ibu
Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan caramu
Untuk bisa memberi harapan baru bagiku
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan caramu
Untuk bisa memberi harapan baru bagiku
Seonggok cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
mencari harapan baru kembali bagi anakmu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
mencari harapan baru kembali bagi anakmu
Ku tatap wajahmu di keremangan malam
Wajah tuamu yang mulai kusam
Kulihat dengan jelas kerut keningmu
Yang dulu tak pernah tampak
Tanganmu yang kuat
Kian lemah seiring usia
Langkah mu yang dulu tegap
Kini rapuh dan membungkuk
Maafkan aku ibu
Di saat semua orang berfikir aku telah dewasa
Aku masih jadi bocah nakal pembuat ulah
Aku masih menyuguhkanmu cerita duka
Yang kelak akan jadi gurauan manja
Kala aku jadi anakmu yang berguna
Wajah tuamu yang mulai kusam
Kulihat dengan jelas kerut keningmu
Yang dulu tak pernah tampak
Kian lemah seiring usia
Langkah mu yang dulu tegap
Kini rapuh dan membungkuk
Di saat semua orang berfikir aku telah dewasa
Aku masih jadi bocah nakal pembuat ulah
Aku masih menyuguhkanmu cerita duka
Kala aku jadi anakmu yang berguna
Ibu…
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku
Namun terkadang
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan ku menyiakanmu dan
Melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan ku menyiakanmu dan
Melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu
Harusnya aku menjadi pelindung
Bukan menjadi anak yang tak tahu untung
Harusnya aku menjadi anak yang penurut
Bukan menjadi anak yang banyak nuntut
Bukan menjadi anak yang tak tahu untung
Harusnya aku menjadi anak yang penurut
Bukan menjadi anak yang banyak nuntut
Aku masih sangat ingat
Ketika itu tak ada biaya untuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat
Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan hati terisak
Ketika itu tak ada biaya untuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat
Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan hati terisak
Tak peduli petir menyambar
Ibu tetap berjalan dengan sabar
Meski tubuhmu sudah gemetar
Ibu masih mengetuk pintu warga sekitar
Ibu tetap berjalan dengan sabar
Meski tubuhmu sudah gemetar
Ibu masih mengetuk pintu warga sekitar
Terimakasih sang pencipta
Kau beri aku seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika ku dilanda derita
Yang punya hati sebening permata
Dan yang menjadi mata air cinta
Kau beri aku seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika ku dilanda derita
Yang punya hati sebening permata
Dan yang menjadi mata air cinta
Langganan:
Postingan (Atom)
ingin ku tulis tentang kematian Yang tak sempurna atas hidupku Ketika peluk tuhan tak lagi terasa Jerit tangis adalah jawaban Aku berjalan ...
-
Malam seribu bulan Kedamaian Dalam Jiwa ini Mengagungkan Kebesaran Tuhan Hening Malam Bertaburkan Do’a Ayat Suci,Menggemakan Semesta Haaa....